Blockchain seperti Bitcoin, Ethereum, dan Sui adalah ekosistem terpisah. Untuk memindahkan aset antar-blockchain, biasanya kita menggunakan bridge yang sering kali memiliki berbagai kelemahan:
- Mahal — Biaya transaksi tinggi
- Lambat — Proses transfer yang kompleks
- Rentan eksploitasi — Banyak kasus peretasan terjadi karena celah keamanan bridge
IKA Protocol hadir untuk menyelesaikan masalah ini dengan solusi yang lebih efisien dan aman.
Apa Itu IKA?
IKA adalah protokol interoperabilitas yang memungkinkan perpindahan aset asli antar-blockchain tanpa perlu direplikasi atau menggunakan wrapped assets seperti WBTC atau WETH. Artinya, Anda bisa menggunakan Bitcoin langsung di Ethereum atau ekosistem lain tanpa harus mengandalkan pihak ketiga.
Mengapa Ini Penting?
Saat ini, sebagian besar sistem cross-chain mengandalkan wrapped assets, yang berarti aset asli dikunci dalam satu jaringan dan representasi digitalnya digunakan di jaringan lain. Namun, model ini memiliki beberapa kelemahan:
- Bergantung pada pihak ketiga — Wrapped assets sering dikelola oleh kustodian terpusat.
- Risiko peretasan tinggi — Banyak peretasan besar terjadi karena kelemahan dalam sistem wrapped assets.
- Kurang efisien — Proses konversi memakan waktu dan biaya tambahan.
Dengan IKA, semua aset tetap dalam bentuk aslinya, menghilangkan kebutuhan akan wrapped assets dan meningkatkan keamanan serta efisiensi.
Bagaimana Cara Kerja IKA?
IKA menggunakan teknologi canggih untuk memastikan keamanan dan efisiensi transaksi lintas blockchain.
1. dWallets: Dompet Universal untuk Semua Blockchain
dWallets memungkinkan pengguna mengelola dan menggunakan aset di berbagai blockchain dalam satu antarmuka. Ini membuat pengalaman pengguna lebih seamless tanpa perlu berpindah dompet atau platform.
2. 2PC-MPC Technology: Keamanan Tanpa Satu Entitas Tunggal
IKA mengandalkan kombinasi Two-Party Computation (2PC) dan Multi-Party Computation (MPC) untuk memastikan transaksi tetap aman tanpa harus mempercayai satu entitas tertentu.
- 2PC (Two-Party Computation): Memungkinkan transaksi divalidasi oleh dua pihak tanpa satu pihak pun mengetahui seluruh informasi.
- MPC (Multi-Party Computation): Transaksi hanya bisa dilakukan jika beberapa pihak (signers) menyetujuinya, mengurangi risiko eksploitasi oleh satu entitas tunggal.
3. Threshold Signers: Sistem Keamanan Berlapis
Dalam sistem ini, tidak ada satu pihak yang memiliki kontrol penuh atas aset. Sebagai gantinya, transaksi harus disetujui oleh sejumlah threshold signers, yang memastikan keamanan dan desentralisasi transaksi.
IKA Protocol membawa inovasi baru dalam interoperabilitas blockchain dengan memungkinkan transfer aset asli tanpa wrapped assets atau perantara. Dengan teknologi dWallets, 2PC-MPC, dan Threshold Signers, IKA memberikan solusi yang lebih aman, cepat, dan efisien.
Di masa depan, protokol seperti IKA bisa menjadi standar utama dalam ekosistem blockchain yang terdesentralisasi.
Apa pendapatmu tentang IKA Protocol? Apakah ini akan menjadi standar baru dalam dunia blockchain? Bagikan pendapatmu di kolom komentar!
#Blockchain #IKAProtocol #DeFi #Interoperability